Pentingnya Dakwah meskipun dengan hal Sepele

Pentingnya_Dakwah_meskipun_dengan_hal_Sepele

Fawaid Daurah Syar’iyyah di Masjid Jami’ Sayyid as-Syuhada Uhud Madinah 1444 H

[18] بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ﴾

[18] BAB: FIRMAN ALLAH: “SESUNGGUHNYA KAMU (HAI MUHAMMAD) TIDAK AKAN DAPAT MEMBERI HIDAYAH (PETUNJUK) KEPADA ORANG YANG KAMU CINTAI, TETAPI ALLAH LAH YANG MEMBERI PETUNJUK KEPADA SIAPA SAJA YANG DIKEHENDAKI-NYA”

وَفِي الصَّحِيحِ: عَنِ ابْنِ المُسَيَّبِ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الوَفَاةُ؛ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَعِنْدَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أُمِّيَّةَ وَأَبُو جَهْلٍ، فَقَالَ لَهُ: «يَا عَمِّ! قُلْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ». فَقَالَا لَهُ: أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ المُطَّلِبِ؟! فَأَعَادَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، فَأَعَادَا، فَكَانَ آخِرَ مَا قَالَ: هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ المُطَّلِبِ، وَأَبَى أَنْ يَقُولَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْكَ»؛ فَأَنْزَلَ اللَّهُ : ﴿مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى﴾، وَأَنْزَلَ اللَّهُ فِي أَبِي طَالِبٍ: ﴿إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ﴾.

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, dari Ibnu Musayyab, bahwa bapaknya berkata: ketika Abu Thalib akan meninggal dunia, maka datanglah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan pada saat itu Abdullah bin Abi Umayyah, dan Abu Jahal ada disisinya, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya: “Wahai pamanku, ucapkanlah la ilaha illallah, sebuah kalimat yang dapat aku jadikan bukti (agar bisa mendapatkan syafaat) untukmu di hadapan Allah.” Tetapi Abdullah bin Abi Umayyah dan Abu Jahal berkata kepada Abu Thalib: “Apakah kamu membenci agama Abdul Muthalib?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengulangi sabdanya lagi, dan mereka berduapun mengulangi kata-katanya pula. Maka ucapan terakhir yang dikatakan oleh Abu Thalib adalah: bahwa ia tetap masih berada pada agamanya Abdul Muthalib, dan dia menolak untuk mengucapkan kalimat: la ilaha illallah, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh akan aku mintakan ampun untukmu kepada Allah, selama aku tidak dilarang.” Lalu Allah menurunkan firman-Nya: “Tidak layak bagi seorang Nabi serta orang-orang yang beriman memintakan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik.” (QS. Al-Taubah: 113) Dan berkaitan dengan Abu Thalib, Allah menurunkan firman-Nya: “Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) tak sanggup memberikan hidayah (petunjuk) kepada orang-orang yang kamu cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Qashash: 57) (HR. Al-Bukhori no. 1360, 3884 dan Muslim no. 24)

Penjelasan dari Syaikh Dr. Muhammad bin Bakhit al-Hujaily hafizhahullah

Penting nya dakwah kepada orang kafir, dan jangan pernah meremehkan kebaikan dari dakwak kepada orang kafir meskipun itu hanya sebentar waktu di terminal, di bandara ketemu dengan orang kafir maka katakanlah bahwa Islam adalah agama yang hak dan agama yang membawa kelapangan dada.

Pesan Syaikh hafizhahullah adalah, Jangan pernah meremehkan arti dari sebuah dakwah meskipun itu dilakukan dengan sesuatu yang sepele namun bisa menghantarkan kepada hidayah Islam.

Bahkan ketika ada orang yang berkata, “Aku mau mau masuk Islam” maka ketika jawabannya adalah “Jangan engkau masuk islam sampai” engkau mengenal syariat Islam” maka dikatakan oleh beberapa ulama ini adalah perkataan yang bisa menjatuhkan dirinya kepada kekufuran karena mencegah orang untuk masuk Islam.

Sebagaimana hadits Nabi shallallahu’alaihiwassalam

يا عم قل لا إله إلا الله كلمة أحاج لك بها عند الله

“Wahai pamanku, ucapkanlah la ilaha illallah, sebuah kalimat yang dapat aku jadikan bukti (agar bisa mendapatkan syafaat) untukmu di hadapan Allah.

Sebagaimana kisah Syaikh hafizhahullah ketika berkunjung ke afrika Gambia – beliau mendapati ada orang yang ingin masuk islam dan tidak tahu bagaimana masuk islam, kemudian Syaikh hafizhahullah menjelaskan tentang bagaimana masuk Islam yaitu dengan mengucapkan syahadatain, setelah dia masuk islam ternyata dua bulan setelah nya dia meninggal.
Maka kapan saja seorang kafir ingin masuk Islam maka harus disegerakan jangan pernah ditunda-tunda Karena bisa jadi dia selamat dari api neraka dengan sebab masuknya di kedalam Islam meskipun belum mempelajari syariat Islam secara keseluruhan.

Ini pentingnya seorang da’i harus mempunyai semangat dan ilmu untuk menyampaikan yang hak tentang kebenaran Islam kepada orang-orang kafir.

Dakwah kepada orang kafir bukan masalah kuantitas tapi tujuannya adalah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka karena kekafirannya.

Zaki Rakhmawan Abu Usaid
[18.38, 29/11/2022] Ustadz Zaki Abu Usaid: #MendulangFawaidDaurah

Pagi Menghardik Jiwa
Terkantuk Terhuyung Menyambut Rezki

Pagi ini ada pertanyaan dari anak mbarep Kayyisa yang ingin tahu kenapa ada roti di depan grocery/warung kelontong di kota Madinah dalam keadaan tokonya masih tutup dan rotinya diletakkan begitu saja tanpa ada khawatir kalo akan dicuri atau diganggu.

Roti roti dikirim pagi binti habibaty…dari pabrik roti datang jam 2an pagi mengedrop setiap grocery warung kelontong di penjuru saudi. (Di UAE juga seperti itu).

Hal diatas bisa diambil faidah dan hikmah sebagaimana berikut ini:
Dari sahabat Shokhr bin Wada’ah Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

Apabila Nabi shallallahu mengirim peleton pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimnya pada pagi hari.

قال عُمارةُ بنُ حَديدٍ، وهو أحَدُ رُواةِ الحَديثِ: «وكان صَخْرٌ رَجُلًا تاجِرًا»، يَعْمَلُ بالتِّجارةِ، «وكان يَبْعَثُ تِجارتَهُ مِنْ أوَّلِ النَّهارِ»، عَمَلًا بوَصيَّةِ رسولِ اللهِ ﷺ حتّى يَنالَ بَرَكةَ دُعاءِ النَّبيِّ ﷺ، «فأَثْرى وكَثُرَ مالُهُ»، فصار غَنيًّا.

‘Umarah bin Hadiid berkata (beliau seorang dari perawi hadits diatas) Sahabat Shokhr sendiri (yang meriwayatkan hadits ini) adalah seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika awal pagi hari sebagai bentuk pengamatan beliau kepada wasiat Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam sehingga beliau mendapatkan kebarokahan dengan doa Nabi Shallallahu alaihi wasallam Karena hal itu dia banyak untungnya dan banyak harta. Akhirnya menjadi kaya. (HR. Abu Daud no. 2606. dishohihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shohih Sunan Abi Daud no. 2606)

وهذا دُعاءٌ مَعْناهُ اللَّهُمَّ أَكْثِرْ لها الخَيرَ والبَرَكةَ بالزِّيادةِ والنَّماءِ، حين تَخرُجُ لأعْمالِها في الصَّباحِ وأوَّلِ النَّهارِ.

Doa ini maknanya Ya Allah banyakkanlah baginya kebaikan dan kebarokahan dengan terus bertambah dan tumbuh berkembang ketika keluar di waktu pagi hari untuk bekerja.

Dalam hadits ini ada penjelasan semangat Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk memberikan kebaikan untuk umatnya. Begitu pula hadits ini anjuran untuk mengawali pekerjaan di awal pagi.

(https://dorar.net/hadith/sharh/149028)

Yang sama dengan hadits diatas adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بُورِكَ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا»

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda, “Diberkahi bagi umatku pada waktu pagi harinya”
(HR. At-Thobroni dalam Al-Mu’jamul al-Ausath 1/229 no. 754, SHOHIH, lihat Shohih Jami’us Shoghiir no. 2841)

Dengan modal kejujuran, tawakal dan berangkat pagi menjemput rezeki tanpa takut diambil dan dikurangi bagiannya.

Sebuah pemandangan yang menggambarkan begitu dijunjung tingginya nilai kejujuran dari sebuah negeri yang mengedepankan nilai tauhid.

Beberapa faidah yang bisa diambil adalah:

  1. Kebarokahan itu adalah tetapnya kebaikan dan terus berkembang sebagaimana Syaikhona Syaikh Abdul Bary hafizhahullah berkata:

ثُبُوْتُ الخَيْرِ وَنَمَاؤُهُ

Tetapnya kebaikan dan terus berkembangnya.

  1. Kebarokahan yang hakiki adalah ketika berpegang teguh kepada Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wasallam. Dan ini lah yang dipraktekkan oleh Sahabat Shokhr dan sahabat lainnya yang berhasil mendapatkan kelimpahan rezeki dengan mempraktekkan as-sunnah.
  2. Orang menjadi berhasil mendapatkan limpahan kebarokahan karena kekuatan Tauhid nya kepada Allah komitmen dan kejujurannya, Begitupun sebuah bangsa yang bertauhid akan bisa mendapatkan kelimpahan Kebarokahan bagi rakyatnya.

{ وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَیۡهِم بَرَكَـٰتࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ }

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan. [Surah Al-A`raaf: 96]

  1. Menjadikan waktu pagi sebagai awal kebaikan dalam hidup seseorang ketika pagi hari mengawalinya dengan al-Qur’an meskipun kondisi apapun yang menimpanya, maka harinya tersebut akan dapat dilalui dengan kemudahan dan kebaikan yang terkadang kemudahan itu tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Sebagaimana nasehat Syaikh Sholih al-Masy’ari hafizhahullah.
  2. Mendasari apa saja dengan dalil yang Shohih dari al-Qur’an dan as-sunnah itu pasti melapangkan dada dan akan membuahkan kelimpahan barokah.

Sebagaimana di daurah madinah harus bersiap sebelum jam 4 pagi harus stand by di masjid tempat daurah dan daurah pagi selesai jam 10.20, menerjang rasa lesu dan penat berselimutkan lelah mendera karena untuk mengobati Jahil jiwa yang meradang dan merindu sentuhan ilmu para pewaris Nabi di kota nabawi.

Semoga Allah senantiasa memberikan semangat kepada kita untuk istiqamah dan menuntut ilmu syar’i sampai akhir ajal menjemput.

Zaki Rakhmawan Abu Usaid –
Yang berharap untuk bisa berjuang bersama-sama dan berbagi fawaid sebanyak-banyaknya.

COMMENTS